Februari 2013 ~ MTs NU 02 Batang

Batik Tulis Kalipucang

Mungkin banyak dari kita belum tahu bahwa di kota Batang ada salah satu kampung yang sebagian besar warganya bergelut dengan kegiatan membatik. Salah satu kampung tersebut adalah Kalipucang Wetan. Di kampung ini dapat kita temui ibu-ibu yang membuat batik di rumah-rumah mereka, salah satu ibu mengatakan bahwa kegiatan ini mereka lakukan sejak mereka masih kecil, artinya bahwa sebenarnya membatik sudah mereka geluti sejak lama.

Pada minggu, 3 Februari 2013, kami dari MTs NU 02 Batang mengajak anak-anak kelas 7 dan 8 untuk melihat dan mengamati kegiatan membatik yang ada di kampung Kalipucang ini, konon rencananya kampung kalipucang ini akan dijadikan sebagai Kampung Batik Tulis yang ada di kota Batang.


Gerbang Desa Kalipucang Wetan

Rencana Penataan Lingkungan

Kalau sudah memasuki gerbang desa Kalipucang Wetan, kita jalan lurus saja ke arah Utara dan nanti akan kita temui sebuah papan petunjuk, seperti di bawah ini :

Papan Petunjuk

Kalau sudah kita temukan papan petunjuk seperti diatas, tinggal kita ikuti saja arah papan penunjuknya ke arah mana, disitu juga dijelaskan nama-nama para pengrajin batik yang ada di kampung tersebut.

Di kampung ini untuk setiap rumah para pengrajin batiknya ada tanda atau papan yang menunjukkan bahwa didalam rumah tersebut ada kegiatan membatik yang dilakukan oleh penghuninya.

Rumah Pembuat Batik Kalipucang

Rumah pertama yang kita tuju adalah rumahnya Ibu Masitoh, beliau menjelaskan tentang motif batik yang biasa diproduksi diantaranya pelat ati, materos, gendhakan,babaran, lancur, batik tersebut menggunakan malam plembang yang 1/4 kg saat ini seharga Rp. 7.500.
Pembuatan Batik Tulis Kalipucang ini biasanya memakan waktu 5-6 bulan, dan harganya bisa berkisar antara Rp. 750.000 s/d Rp. 2.000.000 per potongnya.

Rumah kedua yang kami kunjungi adalah rumah Ibu Tahriyah, sebenarnya waktu itu beliau hendak pergi ke kebun, namun beliau masih mempersilahkan kami untuk sekedar melihat-lihat hasil batik yang beliau buat, hampir sama seperti Ibu Masithoh bahwa kegiatan membatik ini sudah beliau lakukan sejak beliau masih kecil.

Wignyo Prasetyo siswa kelas 7A sempat mengatakan Ibu yang sudah dikaruiniai 4 orang putra ini orangnya lucu, karena ketika akan di foto beliau malu-malu dan memalingkan mukanya sambil berujar "ampun ah, ampun di foto pak".

Dalam jalan-jalan kali ini di Kampung Batik Kalipucang anak-anak melihat dan mengamati secara langsung proses pembuatan batik yang sedang dilakukan dan yang menarik adalah ibu-ibu ini begitu antusias menceritakan tentang kerajinan batik ini, menjelaskan secara detail kepada anak-anak baik itu tentang bahan, motif ataupun proses pembuatan batiknya.

Seperti ketika kami mengunjungi di rumah Ibu Nurjanah, sama seperti yang lain beliau mulai membatik juga dari kecil, beliau kami temui saat beliau sedang membatik di belakang rumahnya dan menjelaskan bagaimana prosesnya, ada 3 proses yang dilakukan dan proses yang terakhir adalah proses pewarnaan. Untuk motif sendiri ada 14 motif yaitu : banji, gemblong, sakiris,gendhakan, jeruk noi, kawung dolar, kawung jenggot, kluwungan, kotak kitir, lancur, materos satrio, nyah pratin, pelat ati, rama gedndhong dan tambal.